Kondisi kiblat pertama umat Islam di dunia kini sedang dilecehkan oleh Yahudi-Israel. Api mulai mereka kobarkan lagi semenjak Ahad sore, 25 Oktober 2009 yang lalu. Mereka menyeru agar para pemukim Yahudi ‘menyerbu’ ke dalam kompleks masjid Al-Aqsha untuk memperingati hari ‘Temple Mount’ di lokasi itu, masjid suci ke tiga bagi umat Islam sedunia dan menjadi hak kaum Muslimin di Palestina. Seruan mereka ini mendapat dukungan dari sejumlah politisi dan kelompok-kelompok keagamaan mereka.
Kemudian apa yang terjadi di sana? Bentrokan yang terjadi antar tentara Israel yang bersenjata api dengan muslimin yang sedang beribadah di sana. Ratusan pasukan Israel menyerbu tempat suci umat Islam itu, memukuli jamaah dan menembakkan peluru gas air mata, peluru karet berlapis, dan melemparkan granat, sehingga puluhan saudara-saudara kita di sana terluka. Sebanyak 20 warga Palestina ditangkapi. Penyerangan tanpa pandang bulu, mereka pun melukai orang-orang tua, wanita, dan anak-anak. Semantara di sisi lain juga Yahudi terus melakukan penggalian terowongan-terowongan di bawah kompleks masjid Al-Aqsha.
Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba li akhiihi maa yuhibbu li nafsihi ; “Belum dikatakan beriman seseorang di antara kalian sampai dia mencintai saudara (muslim) nya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Muslim)
Tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak bergerak. Patut dipertanyakan keimanan seorang muslim ketika tidak bisa merasakan kepedulian dan solidaritas atas muslim lain di sisi mana pun yang mendapat pelakuan kezaliman. Ribuan muslimin Gaza sudah turun aksi ke jalan-jalan menyatakan kecaman mereka atas tindakan semena-mena Yahudi-Israel, bahkan sampai dini hari. Bagaimana dengan kita di Indonesia?
Pada hari Jum’at, 30 Oktober 2009, Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Intra Kampus (FSLDIK) UGM Yogyakarta menyeru kepada masyarakat kampus UGM dan Yogyakarta untuk bergerak bersama menyatakan kepedulian dan solidaritas, melakukan penggalangan dana membantu kebutuhan para korban di Palestiana yang telah menjadi korban kejahatan kemanusiaan. ‘Izzah umat Islam sedang diuji. Tiada sikap lain yang mempan bagi Yahudi-Israel selain melawan mereka ketika lokus-lokus perdamaian pun sudah mereka lecehkan.
Aksi dimulai sekitar pukul 8.00 di Bundaran UGM dengan orasi dari beberapa perwakilan SKI di UGM. Dilanjutkan dengan aksi teatrikal membakar bendera Israel. Sekitar pukul 9.00 massa aksi bergerak menuju kantor pos besar Yogyakarta untuk bergabung dengan FSLDK (Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus) DIY. Melakukan aksi bersama di titik tengah kota Yogyakarta itu. Beberapa yang hadir ada dari kampus UGM, UNY, UII, UAD, STEI, Universitas Mercu Buana, Universitas Sanata Dharma, dll. Peluh yang mengalir karena terik sinar matahari tak menyurutkan langkah para pejuang ini untuk terus melaju ke medan juang. Mereka menyerukan kepada masyarakat Yogyakarta untuk sama-sama peduli dengan kondisi warga Palestina dan masjid Al-Aqsha. Memberikan bantuan semampunya baik moril maupun materiil. Berkali-kali pekikan takbir seolah menjadi energi untuk terus menyuarakan kebenaran. Orasi dan pernyataan sikap yang berisi kecaman terhadap Israel disampaikan oleh perwakilan dari masing-masing Universitas. Sembari aksi berlangsung, massa menggalang dana untuk Palestina di jalan-jalan perempatan lampu lalu lintas. Aksi damai ini berakhir sekitar pukul 10.30 dan ditutup dengan untaian doa untuk Palestina.
Wahai umat muslim! masihkah kita berdiam diri melihat saudara kita yang tengah terzolimi dan Masjid Al-Aqsha yang akan dirobohkan? Maka mari berbuat semampu kita, minimal mengirimkan seuntai do’a dalam sholat-sholat kita, agar saudara Muslim kita di Palestina diberi ketenangan, keistiqomahan, dan kemampuan untuk dapat melakukan aktivitas ibadah kepada Allah. Berjuang untuk membela kehormatan Islam dan Masjidil Aqsha.
Bagi yang memiliki kekuasaan dan kedudukan, maka gunakan kekuasaan itu untuk melakukan penekanan terhadap Israel agar menghentikan penyerangan dan pelarangannya terhadap warga muslim dalam beribadah. Doa, dana, dan kekuatan politik harus dikerahkan menjadi suatu gerakan bersama untuk menghadapi Israel. Pemerintah RI bisa saja menggunakan jalur-jalur diplomasi Internasional seperti PBB, OKI, Liga Arab,dan lain sebagainya untuk mengurangi penderitaan Muslim Palestina.
Ya Alloh, bukakan pintu hati kami kaum muslimin untuk peduli dengan nasib saudara seiman…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar