Ahlan wa Sahlan

Selamat datang di Blog KMMF UGM, sebuah media dakwah kampus Farmasi UGM.
Sekretariat:
Masjid Fakultas Farmasi UGM
Jl. Medika Sekip Utara, Yogyakarta 55281
e-mail: kmmfugm@ymail.com


Iman Itu idah.


oleh Nihayaelka
Pagi ini, di hari Sabtu saya kembali memperoleh pelajaran Tauhid. Seperti biasa Bapak Hanafi menyalakan speaker me-replay DVD pengajian al-Hikam Ibnu Athaillah,  dari salah seorang kyai dari ponpes Bahrul Ulum Jombang sana. Dan seperti biasa, saya sedikit mendengarkan sayup-sayup dari kamar di bawah selimut karena tiap pagi saya selalu merasa kedinginan karena penyakit alergi. Ini ada sedikit yang aku tangkap dan mememorikannya kemudian bisa aku tulis di sini. Semoga bermanfaat.
Bismillahirrahmanirrahiim. Alfatihah…
Iman itu indah. Dan sebenar-benarnya keindahan iman itu akan terasa salah satunya  bila kita tidak terusik oleh segala perbedaan yang ada di dunia ini.
Janganlah menebangi pohon, jangan merusak gereja dan vihara orang-orang untuk mereka beribadah. Apa hak kita melakukannya? Tidak ada, sungguh kita tidak punya hak melakukannya.
Biar saja orang-orang melakukan segala sesuatu menurut kepercayaan dan keyakinannya masing-masing asal tak mengganggu, melarang,  dan membatasi kita. Orang mau berkata apa terserah, bahkan orang mau bertindak atau berbuat apa terserah. Sungguh Tuhan tidak perlu dibela dengan kita melakukan semua itu. Kita hanya perlu membela bagaimana agar kita bisa bebas berekspresi dalam beribadah kepada-Nya di dunia ini. Kita baru boleh melawan bila kebebasan berekspresi dalam beribadah kita dilarang dan dibatasi oleh orang lain.
Mengapa demikian? Karena Tuhan sudah berfirman bahwasannya kebenaran dan kesesatan itu sudah nyata adanya, sudah nyata bagi kaum yang mau berfikir. Hanya mereka yang diberi rahmat dan hidayah-Nya yang mampu melihat kebenaran dan kesesatan itu adalah beda dan bagaimana bedanya. Dan hanya orang-orang yg dikehendaki-Nya yang memperoleh kelebihan itu. Itulah mengapa setiap manusia diberi akal dan hati, untuk menyerap segala yang ada, untuk kita belajar sesungguhnya. Seperti filosofi lebah yang menghisap madu dari berbagai macam bunga, namun yang keluar darinya adalah madu yang bermanfaat. Kita dapat menjadikan perbedaan-perbedaan itu sebagai "sebuah" guru. Hukum alam saja tidak mebatasi, mengapa kita membatasi diri dan kemudian berfikiran sempit?
Mengapa? Apakah Tuhan pilih kasih? Tentu tidak. Justru Tuhan menciptakan segala perbedaan di dunia ini karena kebesaran rahmat-Nya bagi makhluk semesta alam.
Jadi, mengapa kita mempersoalkan perbedaan? Inilah latar belakang mengapa umat islam harus bersikap toleransi. Karena sekarang banyak yang mempersoalkan, apakah toleransi berarti pluralisme? Saya sendiri lebih suka mengartikan pluralisme sebagai “melepas formalisme beragama saat kita bercampur dan bergaul dengan mereka yang berbeda agama”, karena kita adalah sama-sama makhluk Tuhan yang dikasihi-Nya.
Seharusnya perbedaan keyakinan tak menjadi persoalan, sama halnya dengan perbedaan budaya antar umat manusia tak menjadi persoalan. Karena ini penting bagi kita umat manusia untuk bisa bersatu membangun peradaban dunia yang lebih maju. Kita tak perlu risih dengan adanya perbedaan. Tak mungkin peradaban di dunia ini maju hanya diprakarsai oleh satu agama saja, misal, oleh agama Islam sahaja. Lha wong dunia ini ditempati oleh macam-macam manusia dari berbagai latar belakang kok yaa…
Coba dan mari kita tengok,
Sekarang ini kita dirisaukan oleh orang-orang yang sibuk ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam. Apabila itu terjadi, lalu bagaiamana nasib orang-orang yang bukan Islam? Apa mereka disuruh pergi dari Tanah Air Tumpah Darah-nya sendiri? Tak akan mungkin itu terjadi. Waktu Zaman Rasulullah saja tidak ada kok yang namanya Negara Islam. Kita mau membangun Negara Islam darimana? Zaman Rasulullah itu adanya Negara Madinah. Di sana hiduplah bermacam-macam manusia dari berbagai etnis dan kalangan. Orang Yahudi banyak, orang Protestan juga banyak, Orang Tiongkok pun melakukan transaksi berdagang di sana dan tak merasa tak nyaman.
Jadi, janganlah kita merasa terganggu dengan cemooh yang tidak penting yang terlontarkan dari mulut-mulut orang-orang bodoh, dari mereka yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan. Sesungguhnya mereka hidup tidak menggunakan akal dan hati mereka. Mata dan telinga mereka terbuka namun tertutup oleh penyakit hati. Tidak ada gunanya, menghabiskan waktu saja.
Biarkan hati kita dipenuhi oleh iman yang indah, yang Allah anugerahkan kepada kita dengan penuh kasih sayang. ….lillahita’ala. Karena sesungguhnya, kebenaran dan kesesatan itu sudah nyata bagi mereka yang mau berfikir. Dengan begitu, segala yang kita lakukan natinya akan menjadi indah, tidak hanya bila dilihat dari kacamata sendiri melainkan juga dari kacamata orang-orang yang berbeda dari kita. Dan keindahan yang kita lakukan akan dapat membangun peradaban umat manusia yang selama ini kita impikan menjadi nyata, tidak seperti sekarang ini. Peradaban yang baik itu adalah yang mampu menjadikan dunia ini lebih baik. Betapa pentingnya peradaban seperti itu bagi dunia dan seisinya, bagi generasi penerus selanjutnya.
Intinya, persatuan dan kesatuan itu adalah sebagian dari iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar