Ahlan wa Sahlan

Selamat datang di Blog KMMF UGM, sebuah media dakwah kampus Farmasi UGM.
Sekretariat:
Masjid Fakultas Farmasi UGM
Jl. Medika Sekip Utara, Yogyakarta 55281
e-mail: kmmfugm@ymail.com


INDAHNYA KEIKHLASAN

Oleh : Nadia Angger 

Ikhlas. Sebenarnya apa itu ikhlas? Secara bahasa, ikhlas bermakna bersihdari kotoran dan menjadikan sesuatu bersihtidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang laindan tidak riya dalam beramal. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.
Ikhlas adalah satu kata yang sangat mudah diucapkan oleh setiap orang, termasuk orang munafik dan kafir sekalipun. Tetapi sejatinya kata inilah yang paling berat dan paling sulit untuk direalisasikan. Terkadang seseorang menjaga keikhlasan dalam menjalankan ibadahnya, tetapi di tengah jalan berbagai macam ujian dan cobaan menghadangnya sehingga imannya menjadi lemah, sehingga menyebabkan ia tercebur dalam riya’ dan ujub. Na’udzubillahi min dzaalik.

Dalam QS Al An’am [6]: 162-163 tentang keikhlasan dalam beribadah yaitu tentang Salat, Ibadah, Hidup, dan Mati Hanya untuk Allah
Artinya: “162. Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 163. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS Al-An’am : 162-163)
Dalam surat tersebut dapat kita uraikan bahwa tugas utama manusia hidup di dunia ini adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah kepada-Nya merupakan bukti pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya. Dari berbagai ayat dan hadis dijelaskan bahwa pada hakekatnya manusia yang beribadah kepada Allah ialah manusia yang dalam menjalani hidupnya selalu berpegang teguh kepada wahyu Allah dan hadis Nabi SAW. Pengertian ibadah tidak hanya terbatas kepada apa yang disebut ibadah mahdhah atau rukun Islam saja, tetapi sangat luas seluas aspek kehidupan yang ada. Yang penting aktivitas yang kita lakukan harus diniatkan untuk ibadah kepada-Nya dan yang menjadi pedoman dalam mengontrol aktivitas ini adalah wahyu Allah dan sabda Rasul-Nya.

Allah telah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk hidup sebagai orang yang teguh dan ikhlas kepada Allah dalam agama mereka.
"Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar." (an-Nisaa` [4]: 146)
Seorang manusia menjadi bersih hatinya jika ia teguh karena Allah, mengabdikan hidupnya untuk mendapatkan keridhaan-Nya dengan menyadari bahwa tidak ada penuhanan kecuali kepada Allah, dan tak pernah menyerah dalam keimanan kepada Allah, apa pun yang terjadi. Allah memerintahkan di dalam Al-Qur`an sebagai berikut.
"... Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Ali Imran [3]: 101)
Dalam perbuatan dan ibadahnya, seorang mukmin sejati tidak pernah berusaha untuk mendapatkan cinta, kepuasan, penghargaan, perhatian, dan pujian dari siapa pun kecuali Allah. Adanya keinginan untuk mendapatkan semua itu dari manusia adalah tanda bahwa ia gagal menghadapkan wajahnya kepada Allah dengan keikhlasan dan kesucian. Dalam kenyataan, kita sering menemukan orang yang "melakukan perbuatan-perbuatan baik atau melakukan ibadah untuk tujuan-tujuan lain selain mendapatkan keridhaan Allah". Sebagai contoh, ada orang yang menyombongkan diri karena menolong kaum miskin atau bermaksud mendapatkan kehormatan saat ia melakukan perintah agama yang penting, seperti shalat. Orang-orang yang mendirikan shalat, melakukan kebaikan supaya terlihat, disebutkan di dalam Al-Qur`an. Namun sebenarnya orang-orang semacam ini tidak akan mendapatkan kebaikan pahala di sisi-Nya, namun hanya sanjungan dari manusia sesamanya.
Pada dasarnya keikhlasan merupakan mutiara teramat mahal yang harus dimiliki setiap umat. Mutiara yang harus senantiasa dibersihkan dari berbagai macam kotoran dan debu, agar mutiara tersebut senantiasa bersinar dan memberikan keindahannya. Dalam menjalankan tugas kita dengan ikhlas akan membuat beban menjadi ringan, kesusahan menjadi hiburan, musibah menjadi pembersih hati, penjara menjadi pesantren, pengusiran menjadi rihlah gerakan, harta menjadi jalan kontribusi yang signifikan, dan kekuasaan menjadi amanah perjuangan. Sungguh indah kata-kata mutiara Ibnu Taimiyah yang diungkapkan secara jujur, “Penahananku adalah perenungan, pengusiranku adalah tamasya, dan pembunuhanku adalah syahid.
Sesungguhnya pohon keikhlasan akan menghasilkan buah keikhlasan: manis, indah, dan menyenangkan. Karena berasal dari pohon yang baik, akarnya kuat dan kokoh sedangkan cabangnya menjulang ke langit, menghasilkan buahnya setiap saat (Lihat surat Ibrahim: 24-25)
Untuk itu agar ibadah yang kita laksanakan dapat membawa kemuliaan bagi kehidupan kita di dunia dan di akhirat, maka kita harus selalu beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan, dan orang-orang yang ikhlas  inilah jenis manusia yang paling ditakuti oleh Iblis. Mudah-mudahan kita termasuk hamba-Nya yang ikhlas dalam menjalankan semua amal ibadah kita, amin J

-Dirangkum dari berbagai sumber-


1 komentar:

  1. terima kasih atas artikelnya sangat membantu untuk menjalani ibadah selanjutnya

    BalasHapus