Ahlan wa Sahlan

Selamat datang di Blog KMMF UGM, sebuah media dakwah kampus Farmasi UGM.
Sekretariat:
Masjid Fakultas Farmasi UGM
Jl. Medika Sekip Utara, Yogyakarta 55281
e-mail: kmmfugm@ymail.com


Mengapa Harus KMMF?



Mungkin secara langsung, pertanyaan seperti ini tak pernah kita temui dalam kenyataan. Namun, menjawab pertanyaan seperti ini kiranya penting, karena bersamaan dengan hal tersebut artinya kita memahami apa yang seharusnya kita lakukan di sini, di KMMF.

Pertama, membangun Islamic centre.
Tentunya antum tidak asing lagi dengan kota Madinah, yang dulunya bernama Yatsrib. Beberapa tahun saja setelah hijrah, kota itu sudah berubah menjadi kingdom of heaven, tempat dimana orang-orang memburu kebenaran. Dari sini, da’i-da’i terbaik bertaburan di seluruh jazirah Arab, pasukan paling kuat berhasil menghadang pergerakan Romawi, masuk ke jantung Persia dan menjamin keamanan wilayahnya. Pada saat yang sama, kota ini didatangi utusan-utusan yang ingin mengenal agama baru. Mereka datang, disambut sebagai tamu dengan segala kemuliaannya. Di sini mereka menemukan cahaya, tentang Islam, tentang iman, tentang Allah, tentang ayat-ayatNya. Pembinaan yang singkat dan bermakna, menancap di hati. Pada akhirnya para utusan ini pulang dengan misi baru, menyebarkan agama Islam di tanah kelahirannya.

Seperti itulah gambaran kota Madinah. Nah, jika kita bisa menjadikan KMMF sebagai Madinah yang akan mewarnai seluruh jazirah Farmasi, betapa indahnya kampus kita ini. KMMF, tempat yang akan mencetak mujahid-mujahid melalui pembinaan yang mampu mengubah orang biasa menjadi penerus risalah para Nabi. Kemudian mereka berpencar ke seluruh penjuru untuk menyebarkan kebaikan. Orang-orang akan merasa nyaman ketika berada di sini, ada kasih yang lembut, ada senyum yang ikhlas, dan ketentraman yang membuat hati tenang. Lebih banyak orang akan berbondong-bondong dengan tujuan ingin lebih mengenal Islam…..dan KMMF menjadi sentra pergerakan, sentra pembinaan, sentra pengkajian, sentra pelayanan, sebuah Islamic Centre.

Kedua, memakmurkan masjid.
Apa yang dilakukan Rasulullah ketika pertama kali tiba di Madinah? Membangun masjid. Tentu saja, diperlukan sebuah tempat yang menjadi pusat aktivitas. Masjid, ada nuansa yang berbeda di sana. Aura kebaikan selalu terasa di setiap ruangnya. Kalau kita berhasil memasukkan orang ke masjid, paling tidak itu menjadi modal awal untuk membuka hatinya.

Masjid Asy Syifa, meski tak seberapa besar bangunannya, bisa saja kita gunakan untuk berbagai aktivitas. Walaupun hanya untuk tidur sehabis Jum’atan atau sekedar tempat nyari ’colokan’ buat ngenet, tak masalah, itu langkah awalnya. Yang perlu kita usahakan adalah bagaimana agar mereka tetap di sana, kemudian menindaklanjutinya dengan pembicaraan ringan, dan pelan-pelan mengarahkan mereka menuju kebaikan. Step by step....sedikit demi sedikit....

Sudah semestinya KMMF menyadari peran ini. Jadikan masjid Asy Syifa sebagai tempat persinggahan paling nyaman. KMMF ada tuk meramaikannya, memberi tauladan singgah di sana, sholat berjamaah di sana, tilawah di sana, kajian di sana, belajar di sana, melayani umat di sana, membuat orang-orang tertarik untuk ke sana. KMMF ada untuk menjadikan masjid Asy Syifa sebagai pusat kegiatan Islam.

Ketiga, issue maker.
Kuasai media, maka Anda akan menguasai dunia. Tanya kenapa? Karena media membentuk opini. Masih ingat kasus cicak vs buaya? Kasus Bibid-Chandra? Dan kasus-kasus lainnya yang mampu menggiring opini publik.

Cukup memprihatinkan ketika Islam kalah dalam perang pemikiran yang menggunakan penggiringan opini sebagai senjata nan ampuh yang mampu menandingi dahsyatnya bom atom peluluhlantak Hiroshima Nagasaki. Ada stigma negatif yang muncul. Orang enggan belajar Islam karena takut dicap fanatik, eksklusif, takut dipoligami, takut jadi teroris, takut masuk aliran yang aneh-aneh, dan ketakutan-ketakutan yang lainnya.
Farmasi, minimal di sinilah lingkup kerja KMMF. Jadikan hal yang baik itu nampak baik. Jadikan hal yang buruk itu nampak buruk. Jangan karena telah terbiasa, maka hal yang buruk akan nampak baik dan sebaliknya. Jangan biarkan kebaikan itu tenggelam bersama keburukan yang semakin menjamur bak cendawan di musim hujan.

Dulu, mengenakan jilbab saja dilarang, tapi lihatlah sekarang...UGM bak lautan jilbab. Bahkan, selama 7 semester di Farmasi....2-3 orang teman sekelasku yang dulunya tak berjilbab kini mengenakan jilbab. Yah..., walaupun kadang jilbab hanya dipakai sebagai trend tuntutan zaman, setidaknya jilbab itu mulai menjadi lifestyle. Nah, tugas kita adalah mengarahkan mereka untuk mempunyai alasan yang lebih baik kenapa memakai jilbab dan bagaimana seharusnya memakai jilbab yang benar. Opini tentang jilbab setidaknya telah berhasil mendekatkan mereka pada ajaran Islam.

Saatnya beraksi. Andai kita bisa mengopinikan salam, suatu saat nanti ucapan salam akan terdengar di seluruh penjuru Farmasi. Andai kita bisa mengopinikan sholat dhuha, maka di antara jam-jam pergantian kuliah masjid Asy Syifa akan penuh dengan sujud-sujud khusyu’. Andai kita bisa mengopinikan ngaji, maka bertebaranlah lingkaran-lingkaran kecil yang didoakan para malaikat. Andai kita bisa mengopinikan Palestina, maka banjirlah Bunderan UGM dengan orang-orang yang ingin ikut serta memperjuangkan nasib saudaranya itu. Bukan hanya segelintir orang yang berteriak-teriak di jalanan sambil membawa rontek-rontek yang gak jelas tulisannya itu, bahkan tak jarang dianggap sebagai mahasiswa kurang kerjaan. Andai kita terus menerus mengopinikan bahwa Farmasi adalah kampus yang Islami, maka suatu keniscayaan bahwa suatu saat nanti Farmasi akan benar-benar menjadi kampus yang Islami.

Keempat, arsitek peradaban.
Kejayaan Islam telah dijanjikan, kitalah yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan masa depan itu. Dibutuhkan perhitungan yang matang, strategi yang cerdik, dan kekuatan yang tangguh untuk mencipta masa depan yang gemilang. Kita butuh orang-orang hebat, prajurit-prajurit kuat, cendekiawan-cendekiawan jenius, pemikir-pemikir brilliant, pekerja-pekerja ahli, dan pemimpin-pemimpin terhebat. Mereka yang kita butuhkan di masa depan, seharusnya adalah mereka yang kita cetak hari ini.

Seharusnya kita bisa memunculkan sosok-sosok seperti Abu Bakar yang bijak, pembela yang kokoh layaknya Umar bin Khattab, ksatria pemberani Ali bin Abi Thalib, panglima-panglima sekuat Khalid bin Walid, diplomat ulung seperti Amr bin Ash, negosiator handal Ja’far bin Abdul Muthalib, dan inovator-inovator seperti Salman Al Farisy. Farmasi, bahan mentah itu ada di sana. Tinggal bagaimana kita mengolahnya.

Ada orang-orang cerdas di sini, ada jiwa-jiwa muda bergejolak di sini yang haus ingin berkontribusi. Ada KMMF di sini yang bertugas tuk mengarahkan gejolak semangat mereka untuk berkontribusi terhadap Islam. KMMF ada untuk mencetak orang-orang hebat yang komitmen terhadap Islam, yang selalu merindukan kontribusi terbaik untuk umat, dan senantiasa mempersembahkan apa pun yang ada pada diri mereka untuk kejayaan Islam. Merekalah yang kelak akan menduduki posisi-posisi penting untuk perjuangan Islam, mempertaruhkan diri melawan kebathilan, menuju puncak dari semua mimpi dan cita-cita kita bersama.

Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
(Al Hajj: 77)


Oleh: Puji Lestari

4 komentar:

  1. wah,,ini tulisanku di edit ya??? ^_^
    semoga bermanfaat...

    BalasHapus
  2. iya betul sekali mbak Puji. cuma di edit bagian atas dan pengetikan aja, tidak mengubah content. kirimin tulisan ke kmmf donk mbak ...

    BalasHapus
  3. assalamualaikum, salam kenal...
    wah salut dengan MO sekarang...
    dah ekspansi ke dunia maya dan dinamis

    BalasHapus
  4. syukron semua, mohon doanya ya. semoga istiqomah. Ehm, kalo punya tulisan bagus bisa di share ke kmmf :D

    BalasHapus